Petani memakai pupuk bersubsidi pemerintah untuk menyuburkan tanaman padi. Harga pupuk subsidi dijual mahal di Pidie sehingga tidak sesuai dengan harga enceran tetap (HET)



Infoacehtimur.com / Banda Aceh - Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan), Ali Jamil, melalui SK Nomor 45/KPTS/RC.210/B/10 2021, tertanggal 21 Oktober 2021, mengurangi kuota pupuk subsidi 2021 Aceh sebanyak 10.199 ton.

Kuota pupuk subsidi yang dikurangi itu, urea 3.705 ton, SP-36 sebanyak 1.325 ton, ZA 5.006 ton dan NPK 163 ton. Sementara untuk pupuk cair organik ditambah 1.527 ton.

Kepala Bidang Pengelolaan Pupuk Subsidi Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh, Fahrurrazi mengatakan, pihaknya terkejut adanya pengurangan kuota empat jenis pupuk subsidi untuk Aceh.

Dijelaskan, kuota pupuk subsidi tahun 2021 yang diberikan Kementan baru sekitar 35-40 persen, dari kebutuhan RDKK kelompok tani di Aceh. Padahal, daya serap pupuk subsidi di Aceh, cukup tinggi.

Sampai posisi 31 Oktober, serapan pupuk urea subsidi sudah 77,72 persen dari kuota 72.301 ton. Pupuk NPK mencapai 87,02 persen dari kuota 44.857 ton, ZA 70,80 persen (kuota 7.431 ton). Pupuk SP-36 yang daya serapnya baru 50,75 persen (kuota 15.694 ton). Sedangkan untuk pupuk organik cair, kata Fahrurrazi, daya serapnya juga masih rendah, baru 54,74 persen dari kuota 9.466 ton.

Serapan pupuk urea dan NPK, ungkapnya, sebenarnya sangat tinggi. Namun, karena penebusannya mulai tahun ini menggunakan aplikasi E-RDKK, menyebabkan anggota kelompok tani kesulitan. Selain itu, tambah Fahrurrazi, banyak kios pengecer di daerah, tidak melakukan penebusan, dengan berbagai alasan. Antara lain masa penebusan yang sudah lewat karena petani belum melunasi pengambilan pupuk subsidi sebelumnya.

Karena itu, menurutnya, pengurangan pupuk bersubsidi akan berdampak pada program musim tanam padi rendeng tahun ini, yang sudah dimulai sejak Oktober dan November ini. Sementara target tanam padi pada musim tanam rendengan tahun 2021/2022--Oktober 2021 sampai Maret 2022--mencapai seluas 203.679 hektare.

Manajer Pemasaran PT Petro Kimia Gersik di Aceh, Handrian mengatakan, hingga 31 Oktober 2021, jumlah pupuk NPK yang sudah disalurkan mencapai 38.199 ton. Itu artinya sisa stok pupuk NPK untuk musim tanam rendeng tahun 2021/2022 tinggal 6.658 ton lagi. “Kalau dilihat dari tanam padi rendeng tahun ini seluas 203.679 hektare, sisa stok pupuk NPK subsidi itu, belum cukup, dan masih jauh dari kebutuhannya,” terangnya.

Ungkapan yang hampir serupa juga disampaikan pihak PT PIM, produsen pupuk urea. Seorang staf pemasaran PT PIM menyatakan, sisa stok pupuk urea subsidi saat ini tinggal sekitar 16.111 ton, dari kuota 72.301 ton. Jumlah yang sudah tersalur sekitar 56.189 ton.

Kabid Produksi Distanbun Aceh, Safrizal mengungkapkan, melihat sisa stok pupuk urea dan NPK subsidi yang ada sekitar 22 persen dan 17 persen dari kuota. Dia berharap, kekurangan kebutuhan pupuk subsidi kimia itu bisa dialihkan ke pupuk organik.

Beberapa hari lalu, ungkap Safrizal, Distanbun Aceh bersama Penyuluh Pertanian di Pidie dan Dinas Pertanian setempat, sudah melakukan pelatihan kepada anggota kelompok tani sebanyak 30 orang mengenai cara pembuatan pupuk organik dan menyuburkan lahan sawah dengan cairan decompuser MA 11.

Program pelatihan pembuatan pupuk organik dan pembasmi hama organik itu kita lakukan, untuk mengubah pola pikir atau kebisaan anggota kelompok tani, yang selalu bergantung pada pupuk kimia (Urea, NPK, ZA, SP-36), atau nonorganik, kepada pemanfaatan pupuk organik yang alami dan bahan baku pembuatannya ada disekitar petani.(her)

Editor: bakri / Sumber : Serambi